Hubungan Bilateral Indonesia-Korea
A. Sejarah Singkat Hubungan
Bilateral
Sejak pembukaan hubungan
diplomatik pada tahun 1966, hubungan bilateral Indonesia-Republik Korea (Korea
Selatan) terus mengalami perkembangan dan peningkatan yang cukup signifikan
dari tahun ke tahun di berbagai bidang. Hubungan yang erat ini terlihat pada
peningkatan pesat kerjasama dalam 5 (lima) tahun terakhir yang tercermin dari
semakin bertambahnya ikatan kerjasama antara kedua negara di berbagai bidang
mencakup politik, keamanan, ekonomi, perdagangan dan sosial budaya.
Dalam konteks hubungan bilateral, Indonesia–ROK berada pada posisi yang saling
melengkapi. Kedua negara berpotensi untuk saling mengisi satu sama lain. Di
satu pihak, Indonesia memerlukan modal/investasi, teknologi dan produk-produk
teknologi. Di lain pihak, ROK memerlukan sumber alam/mineral, tenaga kerja dan
pasar Indonesia yang besar. ROK merupakan alternatif sumber teknologi khususnya
di bidang heavy industry, IT dan telekomunikasi.
B.
Kerjasama dan Hubungan Politik
Hubungan bilateral
RI-ROK berkembang dengan baik, hal ini antara lain ini dapat terlihat pula
dengan tingginya tingkat saling kunjung antar pemimpin kedua negara seperti :
a.Kunjungan Presiden RI
Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghadiri APEC Economic Leaders
Meeting di Busan, ROK pada tanggal 18–19 November 2005.
b. Kunjungan Kenegaraan
Presiden ROK, Roh Moo-hyun ke Indonesia pada tanggal 3-5 Desember 2006.
c.Kunjungan Kenegaraan
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono ke Seoul pada tanggal 23-25 Juli 2007.
d.Kunjungan Wakil
Presiden RI untuk menghadiri Pelantikan Presiden Korea Selatan, Lee Myung-bak
pada tanggal 23-26 Februari 2008.
e.Kunjungan Presiden ROK,
Lee Myung-bak ke Indonesia pada tanggal 6-8 Maret 2009.
f.Kunjungan Presiden RI Soesilo
Bambang Yudhoyono untuk menghadiri ASEAN-ROK Commemorative Summit di
Jeju Islands, Korea pada tanggal 1-2 Juni 2009.
C. Kerjasama Bidang Pendidikan
Kerjasama di bidang
pendidikan khususnya kerjasama antar perguruan tinggi di kedua negara tampak
terus meningkat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Perkembangan yang
signifikan tersebut terlihat dengan ditandatanganinya MOU bidang Pendidikan
oleh Menteri Pendidikan Nasional RI dan Menteri Pendidikan, Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi ROK, dan dengan semakin tingginya jumlah kunjungan baik dari
departemen terkait (dalam hal ini Depdiknas RI) maupun dari perguruan tinggi di
Indonesia ke Korsel.
Selama tahun 2008, terjadi peningkatan kunjungan
delegasi Indonesia ke institusi-institusi pendidikan di ROK, antara lain
yaitu:
a.Kunjungan tim Fakultas Psikologi UGM ke Seoul National University,
yonsei University, dan South Korea University, tanggal 12-18 Mei 2008
b.Kunjungan studi lapangan rombongan mahasiswa jurusan Hubungan
Internasional Universitas Parahyangan, tanggal 27 Mei 2008
c.Kunjungan rombongan siswa SMA Muhammadiyah I Yogyakarta ke Gumi Middle
School dalam rangka sister school, tanggal 31 Mei 2008
d.Kunjungan rektor dan wakil rektor Universitas Kristen Indonesia ke
Yonsei University dalam rangka menghadiri “Asia Pacific Professional Leaders in
Education Conference and Exhibition (QS-APPLE)”, tanggal 9-11 Juli 2008
e.Kunjungan rombongan siswa dan guru dari kota Surabaya dalam rangka
kerjasama dengan Busan Design School, Busan International Junior High School,
Busan Senior High School, tanggal 28 Juli – 8 Agustus 2008
f.Kunjungan 7 orang staf Direktorat Pembinaan Pendidik, Ditjen PMPTK
Depdiknas, ke Hansan Middle School dan Seoul Metropolitan Office of Education,
tanggal 9-12 Desember 2008
g.Kunjungan 10 orang siswa SMP Indonesia dalam rangka partisipasi
dalam International Junior Olympiad di Changwon, tanggal 8-16
Desember 2008
h.Kunjungan 2 orang staf SEAMOLEC ke Pukyong National University, Busan,
tanggal 17-19 Desember 2008
i.Kunjungan 20 orang siswa dan guru SMA Negeri 1 Kebomas Gresik dalam
rangka kerjasama sister school dengan Woonam Middle School, Gwangju,
tanggal 18-24 Desember 2008
j.Kunjungan delegasi dari Pemda Surabaya ke Busan untuk mengembangkan
kerjasama bidang ekonomi dan pendidikan antara kota Surabaya-Busan dalam
kerangka sister city pada Desember 2008.
Bentuk kerjasama yang umum antara universitas di
Indonesia dan universitas di Korea adalah dalam bentuk sister university.
Kerjasama sister university yang ada, menurut data KBRI Seoul,
saat ini antara lain:
a.Hankuk University of Foreign Studies – UGM (1996)
b.Pusan University of Foreign Studies – Universitas Bung Hatta
(1996)
c.Yonsei University – IPB (1996), Universitas Indonesia
d.Woosong University (sebelumnya bernama Joongkyung Sanup) – UGM (1996),
Universitas Surabaya, Universitas Katolik Atmajaya, ITB, Universitas
Nasional
e.Dongseo University (Busan) – Universitas Kristen Petra (1996)
f.Yongsan University (Busan) – Universitas Padjajaran (2004)
g.Chungang University – Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta
h.Ajou University (Suwon) – Universitas Padjajaran
Disamping sister university, juga terdapat
berbagai kerjasama dalam bentuk exchange program, joint research, dan
seminar bersama. Beberapa MOU yang telah ditandatangani dalam kerangka
kerjasama universitas antara lain:
a. Han Seo University–UGM
b.Kyungnam University–UGM
c.Kangnung National University–UGM
d.Kyung Hee University–UGM
e.Yonsei University – UI
f.Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) – Universitas
Hasanuddin
g.Baek Che University – Universitas Diponegoro
h.Pukyong National University – Universitas Diponegoro
i.Kongju National University – Universitas Padjajaran
j.Konkuk University – IPB
k.Korea University – Universitas Brawijaya
Pemerintah ROK juga melakukan kerjasama dalam
rangka pengajaran Bahasa Indonesia yang diadakan dengan mengundang dosen-dosen
dari UI dan UGM (bergantian) untuk mengajar sebagai visiting professor
native speaker(PUFS). Selain UI dan UGM, PUFS di Busan juga pernah
bekerjasama dengan Universitas Andalas untuk penyediaan tenaga pengajar.
Beberapa universitas di ROK yang memiliki program studi Bahasa Indonesia
adalah:
a.Hankuk University of Foreign Studies (HUFS), Seoul
b.Woosong University, Daejon
c.Pusan University of Foreign Studies (PUFS), Busan
d.Yongsan University, Busan
Selama tahun 2009, juga terdapat beberapa kali
kunjungan dari Indonesia ke ROK, antara lain pada bulan Februari 2009 kunjungan
pejabat Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan dan 50 Kepala Sekolah
Menengah Kejuruan dari seluruh Indonesia untuk melakukan “benchmarking” guna
merintis pengadaan sekolah bertaraf internasional di Indonesia. Pada
bulan Maret 2009, sebagai kelanjutan pengadaan “benchmarking’ tersebut, sebanyak
18 orang Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (pilihan) dari seluruh Indonesia
berkunjung ke beberapa instansi kejuruan maupun Kementeria Pendidikan ROK.
Mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di ROK
sebagian merupakan bagian dari program pertukaran pelajar/mahasiswa, penerima
beasiswa dari instansi/lembaga di Indonesia (tugas belajar), beasiswa dari
Pemerintah Korea, beasiswa universitas, dan perusahaan swasta. Umumnya,
mereka mengikuti program S-2 dan S-3, meskipun dalam 2 tahun terakhir mulai
terjadi peningkatan jumlah mahasiswa yang mengambil program pendidikan setara
S-1. Menurut data tahun 2004, jumlah mahasiswa Indonesia di ROK mencapai
70 orang. Sebaliknya, data tahun 2008 menunjukkan, jumlah mahasiswa ROK
yang mengambil visa belajar di Indonesia mencapai 227 orang.